Menurut suratan lontar siwagama dengan tegas menyatakan bahwa setiap keluarga (hindu) dianjurkan untuk mendirikan sanggah kemulan sebagai perwujudan ajaran pitra yadnya yang berpangkal pada pitra rna, selanjutnya di dalam lontar purwa bhumi kemulan ditambahkan bahwa yang distanakan atau dipuja di sanggah kemulan itu tidak lain adalah dewa pitara atau roh suci leluhur
Di dalam Sanggah ini ada bangunan rong tiga (tiga ruang) yang disebut Sanggah Kemulan tempat roh leluhur itu. Roh-roh tersebut dapat memberikan perlindungan dan pertolongan kepada manusia, tetapi dapat pula menimbulkan bencana. Oleh karena itu untuk mengambil hati roh-roh tersebut (agar tidak mencelakakan, tetapi sebaliknya memberikan bantuan) maka roh tersebut dipuja melalui persembahan saji-sajian. Yang pertama yang dipuja adalah roh orang-orang besar dan roh nenek moyang, yang disebut Hyang atau Dewa Hyang. Roh suci seseorang ditempatkan di Sanggah Kamimitan/ Pamerajaan.
Sesuai dengan hasil Keputusan pada pertemuan segi tiga di Bedahulu antara 3 kelompok Agama sebagai wakil – wakil dari ke enam aliran yang ada di Bali, maka didalam lingkungan masyarakat yang lebih kecil (keluarga ) diharuskan untuk membangun sanggah / pemrajan di pekarangan masing – masing berupa pelinggih rong 3 yang biasa di sebut sanggah kemulan.
Sanggah kemulan / Pemerajan berfungsi sebagai tempat memuja Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan segala manifestasinya.
Sanggah Kamulan ini berbentuk segi empat panjang bertiang empat dengan 3 buah ruangan.
Pada Sanggah Kemulan Sebelah Kanan adalah linggih Dewa Brahma, Ruang sebelah kiri adalah Linggih Dewa Wisnu ,dan ditengah – tengah adalah lingih Dewa Siwa.
Pada ruang tengah biasanya diisi buah kelapa yang masih bertampuk dan bertangkai serta kulitnya tiada bercacat, disebut : “Tahulan “
Tahulan ini dianggap sebagai sebagai simbul jiwa, Tapuk sebagai Lambang Siwadwara dan tangkai sebagai simbul rambut,sedangkan ruang kanan dan kiri sebagai simbul mata.
Jadi Sanggah Kamulan sebagai perwujudan Lingga Tri Murthi yang merupakan pancaran dari Ida Sanghyang Widhi Wasa.
Maksud dari pembangunan Palinggih rong Tiga dalam lingkungan keluarga adalah agar kita slalu ingat dan memuja kebesaran Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam kaitannya hutang kita yang di sebut Tri Rnam.
Tempat tersebut dinamai Sanggah / Pemerajan bila minimal terdapat…
- Kemulan Rong Tiga sebagai linggih Tri Murti / Leluhur
- Linggih Sedana Penglurah
- Gedong Linggih Taksu.
- Jika ternyata setelah diaben jiwa2 tersebut memiliki kualitas untuk mencapai moksha (bersatu dengan Hyang Widhi) beliau langsung menyatu di Rong 3 (3 lubang utama di atas).
- Jika ternyata setelah diaben jiwa2 tersebut belum mencapai kualifikasi untuk moksha, maka beliau mengambil posisi satu lantai di bawah Rong 3 (disetiap Rong 3 selalu ada tempat kosong di bawah Rong 3), sambil menunggu kesempatan untuk bereinkarnasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar